Bersahabat dengan Kejenuhan.

Merasa jenuh adalah hal yang sangat manusiawi.
Nah bagaimana seseorang 'deal' dengan rasa jenuh itu dan mengembalikan spirit untuk kembali beraktifitas normal atau malah lebih bersemangatlah yang 'memenangkan'nya dari keadaannya yang tidak nyaman itu.

Saya sendiri termasuk orang yang berusaha mempunyai aktifitas yang 'berwarna' dan bervariasi. Maka itu ketika saya punya beberapa pekerjaan dan hobby maka rasanya hidup saya ibarat pelangi, warna-warni.
Apakah saya pernah merasa jenuh? Tentu saja. Dan itu tidak jarang terjadi.

Saya bisa menghabiskan beberapa minggu dengan pekerjaan Food Styling dan biasanya setelah itu saya berusaha mengerjakan job lain misalnya menerima order memotret atau menulis artikel. Beberapa waktu terakhir saya menikmati pekerjaan menulis artikel juga menyiapkan foto-foto untuk melengkapi tulisan saya. Cukup lama di depan laptop, maka ketika masa-masa deadline sudah terlewati, saatnya mencari aktifitas yang menyegarkan.

Saya yakin setiap orang punya caranya sendiri untuk melepaskan rasa jenuh itu. Ada temen saya yang akan dengan senangnya pergi berbelanja, makan yang enak, atau travelling. Semua sah-sah saja, tidak ada yang salah, toh itu semua 'compatible' dengan kondisi masing-masing orang.
Menyusuri lorong-lorong supermarket atau pasar tradisional serta melakukan 'solo photo-walk' adalah pilihan saya melawan rasa jenuh. 
Gak masak atau baking? Please deh ah, itu rutinitas saya dah hidup saya selalu dikelilingi makanan. Jadi saat itu saya sedikit menjauh dari dunia masak-memasak.
Sebenarnya traveling akan sangat mengasyikkan, tetapi seringkali waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk keluar kota.

Biasanya setelah mengisi waktu dengan berjalan perlahan di lorong-lorong supermarket saya bisa menemukan ide-ide segar untuk pekerjaan atau hobby saya. Satu catatan penting, saya tidak suka berbelanja di 'hypermarket' yang disibukkan dengan berbagai suara-suara iklan promo ataupun tawaran-tawaran langsung dari SPG. Sangat mengganggu. Saya punya list beberapa supermarket yang bisa diandalkan untuk mendapat inspirasi segar. Quiet places.

Pilihan berikutnya adalah melakukan 'solo photo-walk'.
Sedikit rancu sebenarnya istilah itu. Percayalah, saya yang membuat istilah itu. haha...ha...
Photo-walk sendiri sebenarnya adalah kegiatan memotret yang dilakukan bersama-sama rekan satu komunitas/sehobby, yang dilakukan sembari berjalan kaki. Sedikit banyak mirip 'street photography' yang dilakukan bersama-sama. Nah, yang semacam itu saya gak doyan, motret rame-rame. Perasaan bakal saling menghalangi. Saya lebih nyaman untuk melakukannya sendiri atau berdua lah. (biar bisa saling menjaga, eaaa..).
Menyusuri tempat yang jarang atau belum pernah saya datangi menjadi pilihan utama.
... mata, hidung, telinga saya akan sibuk mengeksplore tempat baru dan jari saya akan sibuk menekan shutter button kamera. 
Dan akhirnya saya akan pulang, meninggalkan tempat baru itu dengan bahagia, pikiran yang segar serta berpuluh-puluh foto di memory card.
Banyak hal positif saya peroleh dari photowalk. 
Melatih mata saya menangkap dengan cepat hal-hal yang pantas dijadikan 'memorable moment', melatih kemampuan memotret dengan cepat (ingat, banyak kejadian yang tidak mungkin diulang), melatih memilih komposisi, dan yang terutama membantu saya melihat sisi lain dari kehidupan kota yang tidak saya temui sehari-hari. Sangat menyenangkan ya. 
Pikiran akan kembali segar untuk melanjutkan kehidupan.

Rasa jenuh tidak perlu dilawan, deal with it, dan temukan hal-hal positif dibaliknya. Dunia ini sangat indah untuk dieksplore.
Semua photo-photo di atas diambil saat melakukan photowalk di sekitar Pejaten, Jakarta Selatan. Sebuah gang sederhana, bersih, asri, ramah dan terawat. 23.05.2017.

Comments