Liburan Makin Asyik Bersama Anak-anak.

Saya yakin sebagian besar dari kita acap kali mendengar 'peringatan' ini;
'Ayo mumpung masih muda, belum punya anak, puas-puasinlah traveling!'
Terlalu sering mendengar kalimat itu, maka pikiran kita terbentuk untuk meng-iya-kan peringatan tersebut. Benar kan?
Rasanya sudah waktunya kita bersama mengubah pemikiran bahwa memiliki anak itu membuat kebebasan kita untuk melakukan perjalanan menjadi terhambat.
Selain itu, melakukan perjalanan bukanlah hal yang hanya menjadi konsumsi orang dewasa saja. Anak-anak berhak mendapat kesempatan untuk menikmati perjalanan liburan dan tentu mereka akan mendapat banyak hal positif sepulang dari setiap perjalanan liburan.
Jama Masjid, Old Delhi, India (2008)
Saat melakukan perjalanan bersama keluarga, anak-anak akan terekspos dengan dunia luar, sesuatu yang tentu berbeda dengan apa yang mereka lihat di dalam rumah maupun lingkungan sekelilingnya sehari-hari. Maka di sanalah banyak pelajaran berharga yang bisa mereka peroleh.

Inilah beberapa alasan saya mengajak anak-anak kami melakukan traveling bersama keluarga.

1. Traveling membantu anak-anak 'berkenalan' dengan hal-hal baru.
Sejak anak-anak saya berusia 2 bulan, saya mulai mengajak mereka melakukan perjalanan keluar kota. Dengan 'mampir' di tempat-tempat yang sebelumnya tidak pernah mereka datangi, banyak hal baru yang mereka temui dan akan menelurkan pertanyaan-pertanyaan kritis dari pikiran mereka.
Bentuk tempat tinggal yang berbeda, makanan khas yang unik, musim yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, hingga letak geografis dan model pakaian berbeda; dapat memperluas wawasan berpikir mereka.
Chor Bazaar, Mumbai, India (2009)
2. Traveling membuat anak-anak mengerti arti perbedaan.
Saya tidak pernah melarang anak-anak untuk mengenal, melihat atau bahkan bersentuhan dengan rumah ibadah ataupun budaya yang berbeda dengan yang kami anut. Dengan mengajak mereka melihat dari dekat sesuatu yang berbeda, mata dan hati mereka akan terbuka dan semakin 'kaya'. Mereka mengerti akan keindahan dunia dengan melihat 'warna' yang berbeda-beda.
Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat (2011)
3. Traveling membuat mereka lebih dekat dengan alam.
Setiap tahun, sesekali kami mengajak anak-anak untuk camping keluar kota (bukan di halaman rumah) ataupun hiking bersama menikmati alam terbuka. Sebagai anak kota, acara 'kembali ke alam' akan membantu mereka melihat dan bersentuhan dengan alam secara nyata.
Bukit Bangkirai, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (2006)
4. Traveling membuat anak lebih 'adaptable' dan fleksibel.
Saat traveling, anak-anak pun akan terekspos pada situasi 'normal' yang berbeda dengan kebiasaan sehari-harinya. Tidur di kamar yang berbeda dengan di rumahnya ataupun bahkan di kursi pesawat, bahkan tak jarang mereka tidur di stroller saat perjalanan, kemudian juga mencoba aneka makanan lokal yang unik tentunya. Hal seperti ini akan membuat mereka belajar beradaptasi dan tidak tumbuh menjadi picky eater.

5. Traveling membentuk anak menjadi lebih bertanggung jawab juga mudah berempati.
Hal-hal kecil seperti menyiapkan pakaian dan kebutuhan perjalanan sedikit banyak membantu anak untuk bertanggung jawab akan kebutuhannya. Ketika ada yang tertinggal, maka dia pun akan belajar dari kesalahannya. Ketika orang lain membutuhkan sesuatu maka dia pun akan belajar untuk berbagi.
Mendatangi daerah baru di mana kondisi alam dan perekonomian berbeda, si anak akan belajar untuk berempati dan mensyukuri kehidupannya.
Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat. (2011)
Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat. (2011)
Sejujurnya, traveling dengan membawa anak kecil memang sedikit repot. Mulai dari menyiapkan jumlah popok yang cukup selama perjalanan, memikirkan makanan untuk si anak nantinya hingga persiapan transportasi dan tempat tinggal selama liburan.

Tetapi dengan persiapan yang matang juga belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, kita akan dengan terbiasa dan tidak menjadikannya sebagai beban.
Setiap keluarga memiliki kebiasaan dan keunikannya masing-masing. Tinggal mencari kesepakatan bersama bagaimana cara menikmati liburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing anggota keluarga.
Tipe liburan keluarga kami; seimbang antara wisata mengunjungi kota yang modern untuk membuka cakrawala berpikir kami berempat juga mengunjungi daerah-daerah terpencil di nusantara ini.
Candi Prambanan, Jawa Tengah. (2013)
Merapi Tour, Jawa Tengah (2013)
Tahun ini sudah liburan ke mana saja?
Kami belum kemana-mana, hanya 1 kali liburan singkat ke Bandung.
Tahun ini sangat spesial untuk kami sekeluarga. Kedua anak yang sebelumnya terlihat imut di foto-foto di atas itu, tahun ini disibukkan dengan berbagai ujian akhir sekolah. Akhir tahun ajaran ini mereka (mudah-mudahan) akan lulus SMA dan SMP.
Rencana liburan beberapa kali terlontar tapi terpaksa dibatalkan karena bentrok dengan persiapan ujian ataupun kegiatan lainnya.
Maka kini, saatnya mewujudkan pembicaraan tentang rencana liburan yang tertunda itu.
Ho Chi Minh City, Vietnam adalah target liburan yang sangat ingin kami telusuri. Mengunjungi beberapa museum, istana hingga pagoda sudah ada pada list yang kami akan kunjungi.
Aneka makanan lokal yang mendunia serta membawa banyak pengaruh Perancis, mulai dari Banh Mi, Banh Xeo, Bun Cha, Com Tam dan tentunya, Pho, akan kami coba.

Dengan duduk manis depan smartphone melalu JD.id saya berselancar mencari tiket pesawat untuk kami berempat. Sulit?
Tidak sama sekali. Dengan bantuan applikasi JD Flight saya akan mudah pesan tiket pesawat dan dengan JD Hotel dengan mudah saya memesan tiket hotel.

Kali ini saya booking tiket pesawat untuk sekeluarga, saat libur sekolah bulan Juni mendatang.
Kamar hotel akan saya order menyusul, melalui JD Hotel, karena memang baru bisa memesan 15 hari sebelum menginap.

Salah satu kemudahan yang saya peroleh saat pemesanan tiket pesawat adalah penyusunan harga yang berurutan sesuai dengan harga tiket, dengan demikian saya dengan mudah memilihi tiket pesawat murah yang kemudian disesuaikan dengan jam keberangkatan yang kami rencanakan.


Dengan aplikasi yang simpel dan mudah ini, kita terhindar dari kepanikan dan kesalahan order, apalagi ketika saat yang bersamaan kita harus memikirkan kenyamanan traveling bersama anak-anak.

Saat masuk ke Metode Pembayaran, cukup menarik di sini. Ada sistim cicilan!
Sejujurnya saya selalu memutuskan untuk berlibur ketika budget sudah 100% tersedia, demi kenyamanan di depan nanti. Tapi kalau memang kondisi emergency yang membutuhkan keberangkatan yang mendadak sementara dana belum tersedia, pilihan ini bisa menjadi alternatif.
Nah, mari kita merencanakan liburan keluarga menjelang akhir tahun ajaran mendatang ini. Jangan lupa, sertakan anak-anak untuk berlibur bersama. Ajak mereka merencanakannya dan sesuaikan dengan budget dan travel style keluarga masing-masing.

Selamat berlibur!

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Indonesia Corners dan JD.ID
Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi.

Comments

VHAranie said…
ah, gilak! ini sih SERU BANGET mbak.. aku udah beberapa kali pengen jalan-jalan jauh kayak gini bareng anak-anak, tapi rasanya kok masih belum sanggup ya hahaha.. waktu itu pernah ke Bandung, yang deket, rasanya udah kibar2 bendera putih..
Vania said…
Haha... memang perlu ketabahan di awal2, Mbak. Lama2 jadi biasa.
Awalnya semua harus terencana bgt, lama2 udah lebih dibiarkan mengalir😊😀
Good luck ya🙏🏻