Menikmati Peran sebagai Ibu, sebuah Proses Alami.

Jumat malam di penghujung bulan Juli 2018.

Saya berhadapan dengan setumpuk piring-gelas kotor setelah seharian melewati food photo session, di studio berjarak 33 km dari rumah. Nyetir bolak-balik (di Jakarta!) serta pekerjaan intens sepanjang hari, bukan hal yang sepele buat saya. Melelahkan.
Belum lagi segala persiapan awal sebelum photo-session itu sendiri sudah lumayan menguras tenaga. Inilah bagian dari perkerjaan saya sebagai food-stylist. Pekerjaan yang terlihat fancy, mempercantik makanan tetapi sekaligus pekerjaan yang menguras energi juga membutuhkan fisik yang kuat serta kreatifitas yang tanpa henti.
Lelah tapi pekerjaan mencuci piring-gelas kotor malam itu pun tidak mungkin saya tunda. Apa jadinya piring kotor jika dibiarkan beberapa hari.
Enam jam kemudian, saat matahari belum menampakkan sinarnya, saya telah duduk manis (dengan tubuh kelelahan) di atas travel bus menuju Bandung. Trip bersama putri saya ini memang agak mendadak karena baru direncanakan 2 hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah putri saya diterima di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Bandung.
Niat saya untuk beristirahat selama perjalanan antar kota antar propinsi itu ternyata berhasil. Terbayar sudah deficit tidur saya beberapa hari terakhir, badan saya serasa fully charged. Untuk pertama kalinya saya mensyukuri kemacetan sekitar Cikarang dan Bekasi. haha...ha....

Satu hal yang ada di benak saya, saya harus tetap fit menjalani perkerjaan saya serta mengurus keluarga. 
Agenda penting hari itu adalah mencari tempat tinggal untuk putri saya kemudian kembali ke Jakarta untuk persiapan photo-session berikutnya.
Tiba di Bandung 4,5 jam kemudian, cek in di hotel dan kami berdua mulai menjelajah, mencari tempat kost. Berjalan kaki beberapa kilometer dengan berhenti di beberapa rumah kost sekitar kampus... dengan bekal doa dan kesabaran, sore itu juga kami telah menemukan tempat tinggal yang sesuai harapan. Thank God!
Menjadi seorang Ibu memang bukan hal yang mudah tetapi dengan berproses secara alami dan membuka diri untuk terus belajar, semua wanita akan mampu menjalaninya.
18 tahun menjadi ibu, saya mengalami banyak 'jatuh' dan berusaha bangun serta tegak kembali. Saya belajar banyak dari anak-anak saya, dari teman-teman sesama ibu juga dari berbagai buku yang saya baca.
Secara natural saya mengalami transformasi. Seorang wanita pekerja yang sama sekali tidak pernah berpikir untuk masuk dapur dan mengurus anak, kemudian hari saya begitu attach dengan urusan anak dan dapur. Dunia engineering saya tinggalkan dan mensyukuri apa yang saya kerjakan sekarang ini.

Idealnya seorang ibu dapat menemani setiap tahap kehidupan anaknya sebelum si anak 'terbang' menjadi manusia dewasa. Anak pertama saya mulai memasuki usia dewasa, saya merasa perlu menemaninya memasuki tahap tersebut, memastikan semua baik-baik saja sebelum dia perlahan terbang tinggi. 

'harus' tetap sehat!
Cukup sering kita mendengar omongan,'pokoknya jadi ibu itu tidak boleh sakit'.
Terdengar tidak adil, tapi coba ditelaah, ...
Sakit sehari saja, tumpukan piring kotor menggunung di tempat cucian piring, makanan instan bersliweran di dapur, pakaian yang tidak sempat disetrika semangkin menggunung, belum lagi terdengar keluh kesah karena si anak gak bisa curhat pada ibunya.

Benar lho, itu terjadi dengan saya. Maka itu, saya berusaha keras tidak sampai kena sakit, flu sekalipun, yang diakibatkan faktor kelelahan. Simplenya, tubuh akan rentan terserang virus saat tubuh kita dalam kondisi kurang fit. 

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga stamina.
1. Sedapat mungkin makan makanan sehat dengan teratur. Homemade food memang mendominasi meja makan kami, jadi no problem!
2. Olah raga yang teratur. Saya melakukannya 2x seminggu, jalan serta jogging di lokasi yang dipenuhi pohon-pohon yang rindang dan bebas dari polusi. Mau tau tempatnya?
3. Jaga emosi! Ini penting sekali buat saya, agar bisa tetap 'waras' serta berperilaku baik. Di samping itu, bekerja di industri kreatif, saya dituntut untuk menghasilkan ide-ide segar.
Untuk yang satu ini, saya selalu ingat,
'Life is short! Focus on what really matters'.
Cukup berhasil, paling tidak saya tidak perlu menghabiskan waktu dengan hal-hal yang 'nyampah'. Batin saya jadi sehat.
4. Sari Temulawak.
Nah ini 'dopping' alami yang sangat menolong saya untuk tetap fit dan aktif menjalankan tugas-tugas saya. Segelas Herbadrink Sari Temulawak memberi manfaat yang luar biasa untuk saya, terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh, disamping fungsi lainnya yaitu memelihara fungsi hati dan memperbaiki fungsi pencernaan.
Jangan membayangkan saya sibuk di pojokan dapur dengan tumbuhan jenis akar-akaran ini dan jemari sayapun menjadi kekuningan karena sibuk memarut temulawak ya. No!
Hanya dengan merobek ujung sachet, menuang isinya serta mencampur dengan air, segelas minuman ajaib ini sudah tersaji. Kebaikan alami yang terkandung dari tumbuhan temulawak ini dapat segera saya dapatkan. Praktis dan higienis.

Hangat dan penuh semangat.
Sejak Agustus 2018 lalu, saya berasa hidup di 'dua dunia'. (maksudnya dua kota)
Kepindahan putri saya ke Bandung, yang sebenarnya tidak jauh-jauh amat dengan Jakarta, membuat saya pun ikut bolak-balik Bandung-Jakarta. Membantunya beradaptasi dengan tempat baru, di mana dia harus tinggal sendiri, jauh dari orang tua serta adiknya, tentu butuh support dari kami sekeluarga. 

Tidak hanya itu, kondisi cuaca Bandung pun berbeda dengan Jakarta. Di sana tentu lebih sejuk, apalagi tempat tinggalnya di daerah Bandung Utara yang relatif tinggi. 
Daripada selimutan dan tidak produktif, saya selalu menyediakan Herbadrink Sari Jahe ini untuk kami nikmati saat udara begitu menusuk.
Kali ini manfaat Sari Jahe pun saya dapatkan dalam sekali sobekan!
Dalam sekejap tumbuh menjadi hangat dan nyaman. Efek relaksasi pun saya peroleh, terutama setelah perjalanan antar kota yang melelahkan. 
Sari Jahe inipun membantu meredakan masuk angin, perut kembung serta rasa mual. Beruntung sekali, produk Herbadrink ini sangat mudah didapatkan, sekalipun saya sedang di luar kota. 

... antar kota, antar propinsi.
Untuk sebagian orang, dalam hal ini termasuk saya ...bepergian keluar kota seringkali mengakibatkan kesulitan BAB dengan lancar. Mungkin faktor sugesti saja, tapi ini selalu terjadi dengan saya saat tidak berada di rumah. Nah bayangkan apa yang terjadi dengan kehidupan saya belakangan ini, yang setiap bulan minimal 1-2 kali berada di Bandung selama beberapa hari. Begah dong! 
Sementara saat yang sama, saya tentu ingin berwisata kuliner juga.
Ramuan penyelamat pun beraksi!
Kalau sebelumnya kita hanya mengenal manfaat lidah buaya untuk kesehatan rambut, ternyata Herbadrink Lidah Buaya berkhasiat membantu memelihara kesehatan fungsi pencernaan serta membantu melancarkan buang air besar. Tidak sampai disitu... minuman dengan rasa yang segar alami ini, membantu melancarkan BAB tanpa efek melilit yang mengganggu.
Asyik banget kan! Sekarang dengan mudah bisa berwisata kuliner.
Jujur saja, khasiat dari Herbadrink Lidah Buaya ini sangat efektif untuk pencernaan saya saat harus traveling. 

#KembaliAlami
Kenapa pilih Herbadrink?

Ada banyak jamu-jamuan beredar di luar sana, namun inilah alasan saya memilih Herbadrink;
1. Terbuat dari bahan alami, tanpa pengawet.
Herbadrink terbuat dari bahan alami (tanpa pengawet) dengan resep tradisional Indonesia. Ini cukup istimewa untuk saya dan keluarga yang sedari awal menghindari produk berpengawet.

2. Dikemas dalam bentuk sachet yang praktis & higienis.
Tentu ini menjadi praktis sekali, dapat dengan mudah saya bawa keluar kota sekalipun, tinggal selip di dalam tas. Tidak mudah bocor, tumpah, apalagi terkontaminasi bahan-bahan lain.

3. Tanpa ampas ataupun endapan.
Cukup dicampur air, diaduk rata dan langsung dapat dinikmati. Nah karena telah diolah dengan teknologi tinggi, setelah diseduh air, serta diaduk rata tidak terlihat adanya endapan pada bagian bawah gelas. Tahukan repotnya minum jamu dengan endapan pahit yang tertinggal.

4. Rasanya yang memang enak dan menyegarkan.
Mencoba hampir semua varian dari Herbadrink, tidak sekalipun saya merasakan 'penderitaan' minum jamu. Semua dapat saya nikmati, seteguk demi seteguk.

5. Manfaat alami
Menggunakan bahan-bahan alami, rempah-rempah nusantara, maka khasiat alami dari bahan terpilih pun diperoleh secara maksimal.

Sugar Free!
Jika teman-teman melihat minuman Herbadrink yang saya pilih, itu semua adalah varian sugar free.
Pahit dong?
Ternyata tidak, karena Herbadrink Sugar Free ini menggunakan pemanis buatan Sukralosa yaitu pemanis buatan tanpa kalori yang tidak memiliki efek pada metabolisme karbohidrat, kontrol glukosa darah ataupun pelepasan insulin. Pemanis ini masuk kategori aman untuk digunakan dan tentu telah mendapat persetujuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Jadi Aman untuk kesehatan.

Nah, mari para Ibu, kita berproses secara alami menjadi lebih baik, kita jaga kondisi tubuh kita dengan bahan alami ini sambil menikmati tugas mulia kita, merawat keluarga.
Being a mother is learning about strengths you didn't know you had and dealing with fears you never knew existed. 
- Linda Wooten

Comments

alev said…
Luar biasa memerankan diri total sebagai seorang ibu, career dan blogger. jempol deh buat bunda. sukses slalu ngeblognya. salam.